, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul HIKMAH DAN MANFAAT PUASA DARI SISI MEDIS/KESEHATAN, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
HIKMAH DAN MANFAAT PUASA DARI SISI MEDIS/KESEHATAN - Ibadah Puasa adalah suatu ibadah yang memiliki manfaat luar biasa pada diri kita baik secara fisikal, emosional, mental dan spiritual. terlebih lagi puasa ramadhan yang telah Allah Wajibkan pada orang-orang yang beriman tentunya memiliki keistimewaan bukan hanya karena nilai pahala yang berlimpah tetapi jauh dari pada itu ada sisi manfaat pada kesehatan pada orang yang menunaikannya.
Dalam posting kali ini kami akan sedikit menulis tentang sebagian MANFAAT PUASA DARI SISI MEDIS / KESEHATAN
Setiap perintah dari Allah pasti mengandung hikmah baik yang bisa kita saksikan maupun yang tersimpan di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Meskipun sudah banyak penelitian dan bukti mengenai manfaat puasa bagi kesehatan, namun kita tidak diperkenankan melaksanakan puasa hanya dengan tujuan supaya sehat.
Bulan Ramadhan yang penuh berkah menyimpan banyak sekali manfaat bagi kaum muslimin yang menjalankan puasa Ramadhan. Salah satu manfaat yang bisa diraih adalah sehatnya badan dengan berpuasa. Banyak orang yang membuktikan badan terasa lebih sehat dan bugar ketika menjalani puasa. Orang-orang yang sedang sakit pun tidak ketinggalan ikut merasakan manfaatnya yaitu penyakitnya membaik dan dapat terkontrol. Dengan berpuasa, ternyata banyak keuntungan yang diperoleh tubuh, yang tidak di dapat ketika seseorang sedang tidak menjalankan puasa.
Ditinjau dari sudut pandang kesehatan, banyak manfaat yang akan diperoleh seseorang ketika menjalankan puasa. Bahkan, banyak hasil laporan penelitian baik di bidang ilmu kedokteran dan gizi kesehatan yang menunjukkan kebenaran adanya manfaat puasa bagi kesehatan
- Puasa Mengatur Kadar Gula Darah Khususnya pada Penderita Diabetes Militus
Puasa sangat bagus dalam menurunkan kah hingga mencapai kadar seimbang. Berdasarkan hal ini, puasa sesungguhnya memdar gula dalam daraberikan kesempatan kepada kelenjar pankreas untuk beristirahat, sehingga kerja pankreas mengeluarkan insulin yang menetralkan gula menjadi zat tepung dan lemak pun menjadi ringan. Apabila makanan yang dimakan merangsang produksi insulin yang berlebihan, dengan kekuasaan Allah, maka pankreas akan mengalami tekanan dan melemah. Pada tahap berikutnya, pankreas tidak bisa menjalankan fungsinya, akibatnya kadar gula darah akan merambat naik, sehingga akhirnya muncul penyakit diabetes.
- Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Berpuasa ternyata juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Mekanismenya antara lain adalah pengurangan konsumsi kalori akan membuat berkurangnya laju metabolisme energi. Buktinya, suhu tubuh orang berpuasa akan menurun, dan itu menunjukkan adanya pengurangan konsumsi oksigen. Puasa juga akan mengurangi produksi senyawa oksigen yang bersifat racun (radikal bebas oksigen).
Dilaporkan, sekitar 3% dari oksigen yang digunakan sel akan menghasilkan radikal bebas oksigen, dan itu akan menambah tumpukan oksigen racun, seperti anion superoksida (O2-) dan hidrogen peroksida (H2O2), yang secara
alamiah terjadi dalam tubuh. Kelebihan radikal bebas oksigen itu akan mengurangi aktivitas kerja enzim, sehingga menyebabkan terjadinya mutasi dan kerusakan dinding sel, dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala.Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa pada saat puasa akan terjadi peningkatan limfosit (sel darah putih yang berperan dalam pertahanan tubuh ) hingga sepuluh kali lipat. Kendati keseluruhan sel darah putih tidak berubah, ternyata sel T (salah satu jenis limfosit) mengalami kenaikan pesat. Lebih jauh lagi, terjadi pula perubahan aksidental lipoprotein yang berkepadatan rendah (LDL, biasa dikenal sebagai “lemak jahat”), tanpa diikuti penambahan HDL (High-density lipoprotein, dikenal sebagai “lemak baik”). LDL merupakan model lipoprotein yang memberikan pengaruh stimulasi bagi respon imunitas tubuh.
Detoksifikasi adalah isu yang paling banyak diangkat dalam pembahasan manfaat berpuasa. Detoksifikasi adalah proses normal tubuh untuk mengeliminasi atau memurnikan racun melalui hati, usus besar, ginjal, paru- paru, kelenjar limpa, dan kulit. Proses ini dipercepat dengan berpuasa, karena ketika makanan tidak lagi memasuki tubuh, maka tubuh akan mengubah simpanan lemak menjadi energi.
Nilai lemak pada manusia adalah 3.500 kalori per pon. Suatu nilai yang cukup untuk memberikan energi bagi aktivitas sehari-hari. Simpanan lemak terjadi karena adanya kelebihan glukosa dan karbohidrat yang tidak digunakan sebagai sumber energi dan untuk pertumbuhan. Kelebihan glukosa dan karbohidrat ini disimpan oleh tubuh dalam bentuk lemak dan tidak dibuang. Saat simpanan lemak digunakan untuk energi selama berpuasa, proses ini melepaskan zat kimia yang berasal dari asam lemak ke dalam sistem pencernaan, yang kemudian dieleminasi melalui organ-organ pembuangan.
Manfaat puasa berikutnya adalah membantu proses penyembuhan, yang dimulai dalam tubuh selama berpuasa. Selama berpuasa, energi dialihkan dari sistem pencernaan, karena energi tidak dibutuhkan untuk aktivitas pencernaan. Energi akan digunakan untuk metabolisme dan sistem kekebalan tubuh. Proses penyembuhan selama berpuasa dipercepat dengan pencarian sumber energi baru dalam tubuh.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa puasa dapat meningkatkan kolesterol darah HDL 25 titik dan menurunkan lemak trigliserol sekitar 20 titik. Lemak trigliserol merupakan bahan pembentuk kolesterol LDL yang dapat mengganggu kesehatan.
Selain itu, keadaan psikologis yang tenang, teduh, dan tidak dipenuhi rasa amarah saat puasa ternyata dapat menurunkan adrenalin. Saat seseorang marah, ditubuhnya akan terjadi peningkatan jumlah adrenalin sebesar 20-30 kali lipat. Adrenalin akan memperkecil kontraksi otot empedu, menyempitkan pembuluh darah perifer, meluaskan pembuluh darah koroner, meningkatkan tekanan darah arterial, dan menambah volume darah ke jantung dan jumlah detak jantung.
Adrenalin juga menambah pembentukan kolesterol LDL. Berbagai hal tersebut ternyata dapat meningkatkan risiko penyakit pembuluh darah, jantung dan otak seperti jantung koroner, stroke, dan lainnya. Subhanallah.
Puasa Menurunkan Faktor Risiko Terkena Penyakit Kardiovaskular (Jantung dan Pembuluh darah)Saat berpuasa, di dalam tubuh ternyata terjadi peningkatan HDL dan apoprotein alfa-1, serta penurunan LDL. Hal ini bifadhlillah (dengan keutamaan Allah) sangat bermanfaat bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah. Beberapa penelitian “chronobiological” menunjukkan bahwa puasa Ramadhan berpengaruh terhadap penurunan distribusi ritme sirkardian dari suhu tubuh, hormon kortisol, melatonin, dan glikemia.
Berbagai perubahan yang meskipun tampak ringan tersebut ternyata berperanan juga bagi peningkatan kesehatan manusia. Selain itu, puasa dapat menurunkan faktor risiko peningkatan terjadinya aterosklerosis yang dapat menyebabkan iskemia/penyumbatan pembuluh darah dan berakibat infark jantung, stroke, dan penyakit penyumbatan pembuluh darah tungkai bawah.
Hasil penelitian oleh Abdul Mughni (2005), menunjukkan bahwa puasa Ramadhan selama 29 hari dapat mengurangi faktor risiko aterosklerosis, yakni dengan menurunkan berat badan dan kadar trigliserida. Hal ini dikuatkan penelitian oleh Hari Basuki (2005), yang menyatakan bahwa puasa selama bulan Ramadhan dapat menurunkan risiko kardiovaskuler melalui penurunan rasio lingkar pinggang dan pinggul.
- Memacu Fungsi dan Kerja Sel Darah Merah
Penghentian konsumsi air selama puasa ternyata sangat efektif meningkatkan konsentrasi urin dalam ginjal serta meningkatkan kekuatan osmosis urin hingga mencapai 1000 sampai 12.000 ml osmosis/kg air. Dalam keadaan tertentu, hal ini akan memberi perlindungan terhadap fungsi ginjal. Kekurangan air dalam puasa ternyata dapat meminimalkan volume air dalam darah. Kondisi ini berakibat memacu kinerja mekanisme lokal pengatur pembuluh darah dan menambah prostaglandin yang pada akhirnya memacu fungsi dan kerja sel darah merah.
- Membangun Sel Baru dan Membersihkan Sel Lemak yang Menggumpal di dalam Hati
Jumlah sel yang mati di dalam tubuh dapat mencapai 125 juta per detik, namun yang lahir dan meremaja lebih banyak lagi. Saat puasa, terjadi perubahan dan konversi yang massif dalam asam amino yang terakumulasi dari makanan. Sebelum didistribusikan, di dalam tubuh terjadi mekanisme format ulang, sehingga memberikan kesempatan bagi tunas baru sel untuk memperbaiki dan merestorasi fungsi dan kinerjanya.
Pola makan saat puasa dapat menyuplai asam lemak dan asam amino penting saat makan sahur dan berbuka, sehingga terbentuk tunas-tunas protein, lemak, fosfat, kolesterol, dan lainnya untuk membangun sel baru dan membersihkan sel lemak yang menggumpal di dalam hati.
Puasa juga berfungsi sebagai ”dokter bedah” yang menghilangkan sel-sel yang rusak dan lemah di dalam tubuh. Rasa lapar orang yang berpuasa bisa menggerakkan organ-organ internal tubuh untuk menghancurkan atau memakan sel-sel yang rusak atau lemah tadi untuk menutupi rasa lapar. Hal itu merupakan saat yang bagus bagi badan untuk mengganti sel- sel yang lemah tadi dengan sel- sel baru, sehingga bisa kembali berfungsi dan beraktivitas.
- Membantu Pemulihan Penyakit Persendian
Seseorang yang mengalami gangguan pada sendi berupa pengapuran (osteoartritis) terutama pada sendi lutut dan sendi tulang belakang dengan terjadinya pengurangan berat badan juga akan membantu memperbaiki gangguan sendi yang terjadi. Jelas jika puasa Ramadhan dilaksanakan dengan baik berat badan dapat dikontrol dan dikurangi sehingga akan memperbaiki keadaan penyakit kronis yang ada. Tetapi tentunya hal ini dapat terwujud jika kaedah-kaedah selama puasa dapat dilaksanakan dengan baik yaitu tidak makan dan minum yang berlebih-lebihan serta banyak mengkonsumsi buah dan sayur-sayuran dan melakukan aktivitas olah raga ringan. Salah satu aktivitas fisik yang sangat baik adalah melaksanakan sholat tarawih yang bermanfaat membantu membakar lemak di dalam tubuh kita jika dilakukan secara rutin selama bulan Ramadhan.
- Membantu Pemulihan Penyakit Gastritis
Seseorang dengan sakit maag karena kelainan fungsional, pola makannya akan lebih teratur selama puasa Ramadhan. Pada saat sahur dan berbuka, mereka akan menghindari camilan-camilan yang mengandung coklat, keju, makanan berlemak dan berminyak, dimana hal ini akan baik bagi penyembuhan sakit maagnya. Selain mengkonsumsi makanan camilan yang kurang sehat untuk lambung, minuman yang mengandung soda kopi dan alkohol serta rokok juga akan dikurangi selama berpuasa Ramadhan.
Selama berpuasa tentunya mereka juga akan lebih mengendalikan diri terutama mengendalikan stres dimana faktor stres ini merupakan faktor yang dominan dalam menimbulkan gangguan pada lambung penderita maag karena kelainan fungsional. Makan secara teratur disertai berkurangnya konsumsi makanan camilan dan minuman yang tidak sehat untuk lambung serta mengendalikan diri dari stres merupakan faktor penting yang membuat kondisi penderita sakit maag membaik selama menjalankan ibadah puasa Ramadhan.
- Manfaat Lain ibadah puasa
Puasa juga berfungsi menjaga badan dari berbagai kelebihan zat-zat yang berbahaya, seperti kelebihan kalsium, kelebihan daging, dan kelebihan lemak. Puasa dapat pula mencegah terjadinya tumor pada awal-awal pembentukannya. Pertumbuhan sesuatu yang tidak normal dalam tubuh, seperti tumor dan sejenisnya, yang tidak mendapat dukungan penuh suplai makanan dalam tubuh lebih rentan terhadap autolysis (hancur). Selain itu, produksi protein untuk penggantian sel-sel yang rusak (sintesis protein) menjadi lebih efisien, karena kesalahan yang lebih sedikit dilakukan oleh kontrol genetik DNA/RNA, yang berperan dalam proses ini.
Efisiensi yang lebih baik dalam sintesa protein menghasilkan sel, organ, dan jaringan yang lebih sehat. Itulah mengapa hewan berhenti makan ketika mereka terluka, dan mengapa manusia kehilangan rasa lapar ketika sakit influenza. Kelaparan terbukti tidak terjadi pada orang yang mengalami gastritis, tonsilitis, dan demam. Sebab, saat berpuasa, orang secara tidak sadar mengalihkan energi dari sistem pencernaan ke sistem kekebalan.
Demikianlah gambaran dari beberapa hasil penelitian medis modern yang mengungkapkan manfaat puasa bagi kesehatan. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa manfaat puasa terbatas hanya seperti penjelasan di atas. Namun, masih terdapat segudang penelitian yang terus dilakukan oleh banyak ahli baik muslim dan non muslim untuk menggali manfaat-manfaat lainnya.
Pada akhirnya, banyak hasil laporan penelitian modern yang mendukung kebenaran manfaat dan hikmah dari perintah berpuasa tersebut, sehingga tiada keraguan sedikitpun bagi kita umat muslim bahwa Allah tidak akan memerintahkan sesuatu kepada hamba-Nya, kecuali pasti syariat-Nya itu penuh dengan maslahat duniawi maupun ukhrawi, dan jauh dari kesia-siaan belaka.